LAMPIRAN
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Berikut adalah rangkuman dari serangkaian kegiatan yang kami lakukan selama menjalani Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Pusat Biomaterial – Bank Jaringan RSUD Dr.Soetomo Surabaya :
1. Pengarahan Mengenai Instalasi Pusat Biomaterial Bank Jaringan RSUD Dr Soetomo
Oleh : dr, Tri Wahyu Martanto, SpOT (1 Februari 2011)
Bank Jaringan merupakan tempat berlangsungnya kegiatan, penyaringan donor, pengambilan, pemrosesan, penyimpanan, dan distribusi jaringan tubuh manusia untuk kepentingan medis.
Jaringan yang diproses pertama kali adalah tulang karena selain mudah pemrosesannya, penemu Bank Jaringan pertama kali adalah seorang dengan basic orthopedi.
Biomaterial adalah material yang berasal dari bahan alam atau sintetis yang telah di proses yang digunakan untuk mengganti atau memperkuat fungsi jaringan atau organ. Ada 2 macam :
- Sintesis : Metal, Polimer, Keramik, dan Komposit.
- Alami : Autograft, Allograft, dan Xenograft.
Tujuan utama Bank Jaringan :
- Menyediakan berbagai jenis jaringan untuk transplantasi.
- Menghasilkan jaringan yang bermutu tinggi.
Flow chart produksi jaringan manusia :
Donor Selection Procurement Cuarantine Deep Frozen
Sterilization Packaging & Labelling Freeze Dried Processing
Storage
Discharge
Donor didapatkan dari donor hidup maupun meninggal.
Hasil produk Bank Jaringan :
- Tulang Manusia - Tulang Sapi - Tendon dan Fascia
- Amniotic Membrane - Gigi - Furnaching Hydroxyappatite
2. Aplikasi Biomaterial di Bidang Kesehatan
Oleh : Dr Ferdiansyah, dr, SpOT (2 Februari 2011)
Fungsi implant ada 2, yaitu mengganti (prosthesis) atau memperkuat (augmentasi).
Suatu implant tidak boleh memiliki sifat teratogenicity (menyebabkan cacat lahir pada bayi) dan wajib tidak inert (tidak menyebabkan inflamasi).
Pengujian awal biomaterial adalah secara in vitro, lalu in vivo. Untuk pengujian secara in vitro biasanya menggunakan kultur MTT Assay untuk menguji toxicity bahan. Sedangkan untuk in vitro menggunakan hewan coba untuk mengamati reaksi jaringan sekitar, uji darah secara sistemik, dan lain lain. Pengujian carcinogenicity bisa di lakukan post marketing, jadi setelah produk beredar di pasaran baru diamati dampak carcinogenicity dari biomaterial tersebut.
Macam implant dan yang harus diperhatikan :
- resorbable implant : berapa lama bisa menyatu dan apakah bisa menggantikan (creeping substitution)?
- long life implant : tingkat keausannya dan apakah perlu remodelling jika terjadi cracking?
Evolusi biomaterial
- Generasi Pertama : Inert
Implant yang hanya diperuntukkan ditanam dalam tubuh
Jangka panjang menimbulkan reaksi debri
Contoh : PMMA, Dacron, dan Stainless Stell
- Generasi Kedua : Rekayasa implant
Dokter bekerjasama dengan engineer
Melakukan dari pengalaman generasi pertama
Low volume, high value bisnis
Pengembangan ilmu material
Contoh : Titanium Alloy, Cobalt-Chrome, dan UHMWP
- Generasi Ketiga : Mengarah pada Tissue Engineering
Bahan yang paling banyak digunakan polimer
Contoh : Cartilago dan Trakhea buatan
Mengimplankan biomaterial perlu diperhatikan, yang digantikan adalah strukturnya saja atau metabolismenya.
- Replace Structure menggunakan biomaterial saja
Contoh : Cartilage, Tulang, dan Tendon
- Replace Metaboism menggunakan organ pengganti
Contoh : Liver dan Pancreas
- Diantara keduanya menggunakan biomaterial dan jaringan / organ pengganti
Contoh : Kulit, Otot, dan Syaraf
Tulang ibarat bangunan, yang menjadi besi adalah collagen untuk menahan axial load sedangkan semennya adalah hidroxiappatite untuk menahan bending load.
Implant permanen vs Implant yang biodegradable
- Permanen : dapat beresiko iritasi fisik
dapat menyebabkan inflamasi kronik
thrombogenecity
Stress shielding
- Biodegradable : Lebih dapat memperbaiki jaringan rusak secara fisiologis
Memungkinkan pertumbuhan jaringan
Less invasive repair
Kebutuhan implant tulang ada 3 :
- Osteoconductive hanya menjadi kerangka
- Osteoinductive sebagai pengisi dan merangsang pertumbuhan sel
- Osteogenesys hanya berupa sel saja
3. Aplikasi Biomaterial di Bidang Skin and Wound Coverage
Oleh : dr, Sitti Rizaliyana, SpBP (7 Februari 2011)
Dalam bedah plastik, dikenal autolytic debridement, dimana terjadi proses pembuangan jaringan mati serta material asing yang terdapat pada luka.
Autolytic debridement dapat menggunakan gelatine, collagen, serta stromelisin sebagai penutup luka. Dapat juga menggunakan hydrocolloid, transparrent film, dan hydrogel.
Debridement ada beberapa macam :
- Surgical debridement lewat pembedahan saat operasi.
- Autolytic debridement water based air digunakan untuk mengaktifkan enzym.
- Enzym debridement menggunakan enzym dari nanas dan pepaya.
Beberapa tropical debriding agent :
- Collagenase
- Fibrinolysin
- Protease
- Papain Urea
- Trypsin
Surgical debridement : (+) cepat
(-) tidak selektif
Enzymatic deberidement : (+) paling selektif tidak ada bleeding
Autolytic debridement : (+) paling murah
Exudate management luka tidak boleh banjir, tetapi harus tetap lambap.
- Calcium Alginate
- Pembalut Absortif ada gel di dalamnya
- Hydrofibre jika terkena air, menjadi gel
- Foam
- Hydroactive Gel
- Hydro Colloid busa tipis untuk menjaga kelembapan
- Carboflex menyerap cairan dan bau
Skin Substitute : bersifat temporer sampai sembuh sendiri
- Hemicelulose dressing
- Calcium Sodium Alginate menyerap cairan
- Amnion
- Tulle
4. Prosesing Biomaterial Bahan Tulang dan Amniotic membrane
Oleh : dr, Mouli Edward, SpOT (8 Februari 2011)
Untuk menghasilkan jaringan biologis sumbernya ada 2 :
1. Donor hidup
2. Cadaver (mayat)
Jaringan biologis yang diproduksi dalam bentuk kering (Freeze Dried) ada 3 bentuk:
1. Powder
2. Cancelous lebih rapuh
3. Cortical Kandungan kalsiumnya tinggi
Dalam membuat graft harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya:
Osteogenesis
Osteoinductive : kandungan protein
Osteoconductive : kandungan kalsium semakin tinggi kandungan kalsium pada graft maka kerangka yang diberi graft tersebut juga semakin bagus.
Freeze dried allograft yang baik harus sesuai dengan ketentuan berikut ini :
1. Tidak beresiko penularan penyakit.
2. Sterilisasi yang bagus
3. Mengurangi immunogenicity cangkok
4. Meningkatkan penggabungan
Maka jaringan donor harus lolos tahap sreening dari : HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Shipilis
Berikut ini alur prosesnya :
Donors
Fresh tissues
Quarantine at 40C
Processed
Packaging & Labeling
Radiation Sterilization
Storage
Implant
Untuk mencapai tujuan tersebut maka proses di dalam bank jaringan itulah sangat penting , diantaranya :
1. Mencegah penularan penyakit
2. Sterilisasi yang terjamin
3. Memudahkan penanganan cangkok
4. Mengurangi kekebalan yang ada pada cangkok
5. Meningkatkan penyatuan dengan jaringan asli
6. Memperpanjang waktu simpan
Di Bank Jaringan Dr. Soetomo memproduksi 2 yaitu:
1. Hidroxiapatit dari tulang sapi
2. Amniotic Membrane
Proses Pembuatan HA (Hidroxiapatit) dari Tulang Sapi :
1. Dissection membersihkan jaringan yang masih menempel pada tulang sapi..
2. Pemotongan tulang sapi.
3. Pencucian tulang untuk menghilangkan material organic , pencucian dilakukan selama berulang-ulang agar benar-benar bersih.
4. Pasteurization direbus dalam ultrasonic shaker pada suhu 600C selama 3 jam.
5. Tahap selanjutnya adalah deep freezing , berfungsi agar tulang tidak cepat patah.
6. Setelah dibekukan kemudian di lyophilization (pengvakuman) menggunakan alat Lyophilizer. Fungsinya untuk menghilangkan kandungan air dalam tulang dan kandungan airnya tidak boleh lebih dari 8%
7. Pengemasan dan pelabelan.
8. Radiasi sinar gamma 25kGy ini standartnya , kalau dibawah ini kuman masih hidup dan apabila diatas 25kGy akan merusak bahan.
Tapi di Indonesia terdapat banyak problem di antaranya :
1. Budaya / adat-istiadat
2. Sumber donor yang sedikit
3. Kebutuhan dan persediaan donor tidak seimbang
4. Control infeksi
Prosesing Amniotic Membrane
1. Amnion diambil dari Rumah Sakit disimpan di larutan NaCl fungsinya agar growth factornya tidak rusak.
2. Dimasukkan freezer (pendingin)
3. Ketika akan diproses, direndam dulum dalam larutan NaOCl atau clorine selama 5-10 menit
4. Dicuci dengan aquades berulang kali sampai bau clorine-nya hilang.
5. Peregangan di kasa
6. Dimasukkan kulkas pada suhu -800C
7. Sublimasi dengan menggunakan Lyophilizer selama 6-7 jam untuk menghilangkan kandungan air.
8. Packaging dan pelabelan.
9. Sterilisasi sinar gamma di Batan Jakarta.
5. Aplikasi Biomaterial di BidangOrthopaedi
Oleh : dr, Tri Wahyu Martanto, SpOT (8 Februari 2011)
Biomaterial adalah beberapa bahan (bukan obat) atau kombinasi dari beberapa bahan sintetis atau alami, yang digunakan selama periode waktu tertentu , secara keseluruhan atau hanya sebagian dari system yang digunakan untuk pengobatan atau mengganti beberapa jaringan, organ, atau fungsi organ tubuh.
Biokompatibilitas adalah interaksi antara material dan jaringan secara tidak langsung harus inert, non toxic, non carcinogenic, non allergenic, non inflammatory, non degradable, dan material tidak boleh mempengaruhi jaringan sekitarnya.
First generation : Inert
Second generation : Bioactive
Third generation : Biodegradable
Material yang biokompatibel memiliki cirri-ciri :
1. Tidak karsinogenik
2. Tidak immunogenicity
3. Tidak teratogenicity (cacat bayi saat lahir)
4. Tidak toxic
6. Processing HA
Oleh : Bapak Lesmono (9 Februari 2011)
1. Tulang sapi yang telah di-dissection dipotong dengan ukuran 1 cm3.
2. Pencucian dengan mengunakan alat penyemprot air bertekanan tinggi, bertujuan untuk menghilangkan lemak. Setelah tahap ini, potongan tulang menjadi lebih putih dan porinya mulai terlihat.
3. Memasukkan bahan yang telah dipotong ke dalam wadah berisi larutan H2O2, kemudian dimasukkan ke dalam Ultrasonic Shaker, untuk menghilangkan sisa lemak pada tulang.
4. Perendaman bahan dalam larutan Hexane selama ±15 menit.
5. Dicuci lagi dengan akuades dan dikocok, dilakukan berulang kali hingga bau Hexane hilang.
6. Dibekukan dalam freezer hingga suhu kurang lebih – 80 °C selama 24 jam.
7. Bahan yang telah dibekukan kemudian dimasukkan dalam alat Freeze Dryer Lyophilizer untuk menguapkan es pada tulang tanpa sempat mencair. Atau dengan kata lain, dari fase beku dipaksa untuk menyublim.
8. Untuk mendapatkan Hidroksiapatit, freeze dried bone dibakar dalam oven/alat pemanas hingga 1000°C untuk menghilangkan protein tulang. Selain itu, pembakaran ini termasuk untuk usaha untuk mensterilkan bahan dari segala macam mikroba yang mungkin dapat membahayakan.
9. Setelah mencapai suhu 1000°C, alat pemanas dimatikan dan bahan dibiarkan mengalami penurunan suhu yang biasanya memakan waktu sehari semalam.
10. Bahan dicuci dengan akuades untuk menghilangkan sisa pembakaran.
11. Bahan dimasukkan ke dalam freezer dan kemudian diuapkan dengan alat Freeze Dryer Lyophilizer.
12. Hidroksiapatit siap dikemas dan disterilkan.
7. Processing Amniotic Membrane
Oleh : Bapak Lesmono (10 Februari 2011)
1. Selaput ari-ari (amnion) didapatkan dari proses persalinan di beberapa rumah sakit.
2. Lapisan amnion yang sudah diambil, dimasukkan dalam larutan NaCl di kemasan yang sudah disediakan. Satu kemasan untuk satu pemilik amnion. Kemudian dibawa ke Instalasi Pusat Biomaterial – Bank Jaringan dalam keadaan dingin (termos dingin).
3. Setelah sampai di Instalasi Pusat Biomaterial – Bank Jaringan, larutan NaCl dalam kemasan dibuang, lapisan amnion disaring untuk memastikan larutan NaCl telah terbuang seluruhnya.
4. Setelah disaring, lapisan amnion dikembalikan ke dalam kemasan yang tidak berisi larutan apapun.
5. Siapkan larutan NaOCl / Chlorine 0,05%. Lalu tuangkan larutan pada masing-masing kemasan lapisan amnion. Rendam selama 5-10 menit. Hal ini dimaksudkan membunuh bakteri yang dapat menyebabkan kontaminasi. Setelah direndam dalam larutan Chlorine, aroma lapisan amnion yang awalnya berbau anyir tergantikan oleh aroma Chlorine.
6. Setelah itu, larutan Chlorine dalam kemasan dibuang, lapisan amnion disaring untuk memastikan larutan telah terbuang seluruhnya. Tahap selanjutnya adalah pembilasan dengan aquadest. Lapisan amnion ini dibilas sampai aroma chlorine nya hilang.
7. Lapisan amnion yang sudah tidak beraroma Chorine direndam dengan aquadest dalam kemasan. Setelah itu diregangkan pada punggung loyang yang sudah dilapisi kasa. Bagian yang kesat menghadap kassa dan yang licin di bagian atas.
8. Dengan menggunakan pinset, pisahkan lapisan amnion dengan lapisan chorion. Jika mengalami kesulitan, dapat menggunakan spatula dengan cara mengkorek sehingga lapisan corionnya terpisah. Bersihkan dengan aquadest.
9. Pegang ujung-ujung lapisan amnion yang sudah bersih , lalu letakkan pada punggung loyang berbeda yang sudah dilapisi kasa.
10. Tata lapisan amnion rata memenuhi punggung loyang. Usahakan bagian tengah tertutup terlebih dahulu, jika bagian pinggir ada yang belum tertutup, ditambal dengan sisa amnion yang masih satu pemilik.
11. Ratakan lapisan dengan menggunakan spatula. Berilah nomor identitas di setiap belakang loyang. Catat pada katalog dan beri tanda jika sudah diproses, sertakan pula jumlah loyang yang digunakan untuk peregangan amnion pada setiap pemilik.
12. Simpan hasil peregangan dalam freezer dengan kisaran suhu -80 oC sampai dengan -100 oC.
13. Langkah selanjutnya adalah sublimasi, pada tahapan ini, lapisan amnion yang beku dipaksa menguap hingga kering dengan alat lyophilizer. Alat disamping ini terdiri dari alat pendingin yang menjaga amnion tetap dalam keadaan beku, penghisap, dan juga vacuum. Langkah ini dilakukan selama 6-7 jam dengan suhu sekitar -105 oC dan tekanan dalam miliTorr.
14. Pemrosesan amniotic membrane ini dilakukan secara teril dari awal sampai akhir termasuk tahapan packing. Tahap ini dilakukan dengan alat laminer airflow. Pertama yang harus dilakukan adalah sterilisasi laminer airflow dengan sinar UV.
15. Lakukan packing dengan alat laminer airflow menyala, sehingga antara udara luar dan di dalam alat tidak tercampur. Pastikan semua peralatan termasuk operator dalam keadaan steril.
16. Packing menggunakan plastik berbahan polyethylene dengan ketebalan standar Eropa yaitu 0,8 mm lapis 3. Selisih tinggi plastik adalah 3 cm dan selisih lebarnya 1 cm. Plastik yang digunakan untuk packing, harus disterilkan dulu dengan radiasi sinar gamma di BATAN.
17. Label setiap kemasan harus jelas beserta kode yang menunjukkan kepemilikan amnion. Setiap lapisan harus di”las” sehingga kedap udara. Langkah terakhir adalah sterilisasi dengan radiasi sinar gamma di BATAN.
8. Tissue Engineering
Oleh : Dr Ferdiansyah, dr, SpOT (10 Februari 2011)
Dalam konteks transplantasi :
Organ : Sel hidup
Jaringan : Sel tak hidup
Replace struktur (untuk tulang, konea, trakea, dll) pakai stem cell + biomaterial
Replace metabolism (untuk organ seperti hati, ginjal, dll) pakai stem cell
Sel :
Mature atau primary cells
Stem cells sel punca yang differensiasi dimana saja ada, contoh : rambut
Adult stem cell :
Bone marrow stem cells
Multipotent adult stem cells
Adipose
Cord blood stem cells
From each organ
Embriotic stem cell
Stem Cell : Sel punya kemampuan membelah asimetris jadi diri sendiri , jadi apapun bisa.
Totipotent : Bisa membentuk individu baru
Multipotent : bisa menjadi apa saja , tetapi dibagi lagi :
Endodermal : jadi ginjal, paru-paru, hati
Ectodermal : jadi kulit, rambut, saraf
Eksodermal
Pada aplikasi ini biomaterial berfungsi sebagai scaffold ( Kerangka)
9. Presentasi
Oleh : Peserta PKL (Kelompok 1) [11 Februari 2011]
Aplikasi Biomaterial Chitosan Berbasis Polysaccharide di Bidang Teknik Jaringan Tulang Rawan : Rangkuman.
Setelah rusak, tulang rawan articular (articular cartilage) mempunyai kapasitas kemampuan yang sangat kecil untuk penyembuhan secara spontan karena sifat avascular dari jaringannya. Banyak pembedahan pun telah dilakukan dengan berbagai metode, namun pada kenyataannya, sebagian besar pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki tulang rawan yang rusak hanya diarahkan kepada pengobatan gejala klinis daripada regenerasi tulang rawan hyaline nya sendiri, seperti untuk menghilangkan rasa sakit dan pemulihan fungsional struktur sendi pada permukaan yang berartikulasi. Teknik pembedahan yang selama ini dilakukan masihlah teknik perbaikan chondral yang memanfaatkan gangguan/pengrusakan tulang subchondral agar terjadi pendarahan pada sumsum tulang, sehingga mengakibatkan mekanisme penyembuhan luka regular di bagian tulang rawan yang mengalami defect secara alamiah.
Baru-baru ini, konsep tissue engineering telah diperkenalkan untuk mengembangkan perbaikan berbasis sel untuk articular cartilage. Tissue engineering dari articular cartilage melibatkan isolasi kondrosit articular atau prekusor sel mereka yang dapat dikembangkan secara in vitro dan kemudian ditanam pada sebuah matrik yang biokompatibel, atau scaffold, untuk dikultur dan implantasi berikutnya ke dalam sendi.
Salah satu kandidat yang bias digunakan sebagai scaffold dari kasus di atas adalah kitosan, suatu derivat dari deasetilasi kitin sebagian, ditemukan pada exoskeletons Artropoda (contoh: cangkang udang dan kepiting). Banyak potensi kitosan sebagai biomaterial berasal dari kationik bahan alam dan tingkat densitas yang tinggi dalam larutan. Salah satu fitur kitosan yang paling menjanjikan adalah kemampuan yang bagus untuk diolah menjadi struktur berpori untuk digunakan dalam transplantasi sel dan regenerasi jaringan.
Extensibility tertinggi dari Chitosan ini diperoleh dengan orientasi struktur pori acak dengan dibekukan cepat pada -78 C untuk memberi pori-pori berdiameter 120μm. Namun menurut para ahli bedah, ukuran pori seperti ini masihlah kurang meninjau dari kebutuhan ruang lebih untuk interstisi sel-sel baru.
Sabtu, 26 Februari 2011
Kamis, 24 Februari 2011
Jadwal PKL minat Biomaterial - Teknobiomedik , Liburan Semester 5 :D @Instalasi Pusat Biomaterial - Bank Jaringan RSUD Dr.Soetomo Surabaya, Gedung Diagnostic Center Lantai 4
JADWAL KULIAH BIMBINGAN MAHASISWA UNAIR
MINGGU I DAN II FEBRUARI 2011
No | Nama Mahasiswa | Waktu Tanggal | Materi |
1 |
| 1 Februari 2011 | Pengarahan Mengenai Instalasi Pusat Biomaterial Bank Jaringan RSUD Dr Soetomo Oleh : Dr Ferdiansyah, dr, SpOT |
2 |
| 2 Februari 2011 | Aplikasi Biomaterial di Bidang Kesehatan Oleh : dr, Tri Wahyu Martanto, SpOT |
3 |
| 4 Februari 2011 | Aplikasi Biomaterial di BidangOrthopaedi Oleh : dr, Tri Wahyu Martanto, SpOT |
4 |
| 7 Februari 2011 | Aplikasi Biomaterial di Bidang Skin and Wound Coverage Oleh : dr, Sitti Rizaliyana, SpBP |
5 |
| 8 Februari 2011 | Prosesing Biomaterial Bahan Tulang dan Amniotic membrane Oleh : dr, Mouli Edward, SpOT |
6 |
| 9 Februari 2011 Dan 10 Februari 2011 | Observasi Kerja Lapangan Oleh : Lesmono |
7 |
| 11 Februari 2011 | Tissue Engineering Oleh : Dr. Ferdiansyah, dr, SpOT |
JADWAL KULIAH BIMBINGAN MAHASISWA UNAIR
MINGGU III DAN IV FEBRUARI 2011
No | Nama Mahasiswa | Waktu Tanggal | Materi |
1 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 14 Februari 2011 | Pengarahan Mengenai Instalasi Pusat Biomaterial Bank Jaringan RSUD Dr Soetomo Oleh : Dr Ferdiansyah, dr, SpOT |
2 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 16 Februari 2011 | Aplikasi Biomaterial di Bidang Kesehatan Oleh : dr, Tri Wahyu Martanto, SpOT |
3 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 17 Februari 2011 | Aplikasi Biomaterial di BidangOrthopaedi Oleh : dr, Tri Wahyu Martanto, SpOT |
4 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 18 Februari 2011 | Aplikasi Biomaterial di Bidang Skin and Wound Coverage Oleh : dr, Sitti Rizaliyana, SpBP |
5 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 21 Februari 2011 | Prosesing Biomaterial Bahan Tulang dan Amniotic membrane Oleh : dr, Mouli Edward, SpOT |
6 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 22 Februari 2011 Dan 23 Februari 2011 | Observasi Kerja Lapangan Oleh : Lesmono |
7 | 1. Miranda Zawazi 2. Windi Aprilianti 3. Ary andayani 4. Gilang Daril Umami 5. Tri Wahyu Bintarti 6. Wida Dinar Tri | 24 Februari 2011 | Tissue Engineering Oleh : Dr. Ferdiansyah, dr, SpOT |
Mata Kuliah Anak Teknobiomedik Unair Surabaya :))
Semester 1
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| Wajib | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Biologi Umum | 2 | | 2 |
2 | Praktikum Biologi Umum | | 1 | 1 |
3 | Kimia Dasar I | 2 | | 2 |
4 | Praktikum Kimia Dasar I | | 1 | 1 |
5 | Fisika I | 3 | | 3 |
6 | Praktikum Fisika I | | 1 | 1 |
7 | Kalkulus I | 3 | | 3 |
8 | ISBD | 2 | | 2 |
9 | Bahasa Inggris I | 2 | | 2 |
| Sub Jumlah | | | 17 |
| Pilihan | | | |
10 | Agama Islam I | 2 | | |
11 | Agama Kristen Protestan I | 2 | | |
12 | Agama Kristen Katolik I | 2 | | |
13 | Agama Buddha I | 2 | | |
14 | Agama Hindu I | 2 | | |
15 | Agama Kong Hu Chu I | 2 | | |
| Sub Jumlah | | | 2 |
| Jumlah Beban Studi Semester 1 | | | 19 |
Semester 2
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Biologi Medis | 3 | | 3 |
2 | Praktikum Biologi Medis | | 1 | 1 |
3 | Struktur dan Fungsi Sel | 2 | | 2 |
4 | Kimia Dasar II | 2 | | 2 |
5 | Praktikum Kimia Dasar II | | 1 | 1 |
6 | Fisika II | 3 | | 3 |
7 | Praktikum Fisika II | | 1 | 1 |
8 | Kalkulus II | 3 | | 3 |
9 | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 2 | | 2 |
10 | Pengantar Teknobiomedik | 2 | | 2 |
| Sub Jumlah | | | 20 |
| Jumlah Beban Studi Semester 2 | | | 2 |
Semester 3
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Ilmu Bahan | 3 | | 3 |
2 | Kimia Organik | 2 | | 2 |
3 | Anatomi Tubuh Manusia | 3 | | 3 |
4 | Praktikum Anatomi Manusia | | 1 | 1 |
5 | Elektronika Analog | 3 | | 3 |
6 | Praktikum Elektronika Analog | | 1 | 1 |
7 | Fisika Medis | 3 | | 3 |
8 | Praktikum Fisika Medis | | 1 | 1 |
9 | Kimia Fisik | 2 | | 2 |
10 | Matematika Teknik | 3 | | 3 |
| Sub Jumlah | | | 22 |
| Jumlah Beban Studi Semester 3 | | | 22 |
Semester 4
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Fisiologi Manusia | 3 | | 3 |
2 | Praktikum Fisiologi Manusia | | 1 | 1 |
3 | Sistem Pengukuran | 2 | | 2 |
4 | Biomaterial I | 3 | | 3 |
5 | Pemrograman Komputer | 3 | | 3 |
6 | Praktikum Pemrograman Komputer | | 1 | 1 |
7 | Bahasa Indonesia | 2 | | 2 |
8 | Biolistrik | 2 | | 2 |
9 | Elektronika Digital | 2 | | 2 |
10 | Praktikum Elektronika Digital | | 1 | 1 |
| Sub Jumlah | | | 20 |
| Jumlah Beban Studi Semester 4 | | | 20 |
Semester 5
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| Wajib | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Metode Statistik | 2 | | |
2 | Sinyal dan Sistem | 2 | | |
3 | Biomekanika dan Biotransportasi | 3 | | |
4 | Praktikum Biomekanika dan Biotransportasi | | 1 | |
5 | Sistem Instrumentasi Medis | 3 | | |
6 | Biomaterial II | 3 | | |
| Sub Jumlah | | | 14 |
| Pilihan | | | |
7 | Mikroprosessor dan Mikrokontroller | 2 | | |
8 | Elektronika Medis | 2 | | |
9 | Praktikum Elektronika Medis | | 1 | |
10 | Perangkat Antarmuka | 2 | | |
11 | Kekuatan Material | 2 | | |
12 | Analisis Biomaterial I | 2 | | |
13 | Biokompatibilitas | 2 | | |
| Sub Jumlah | | | 6-8 |
| Jumlah Beban Studi Semester 5 | | | 20-22 |
Semester 6
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| Wajib | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Metode Penelitian | 2 | | 2 |
2 | Komputasi Biomedis | 3 | | 3 |
3 | Praktikum Komputasi Biomedis | | 1 | 1 |
4 | Praktek Kerja Lapangan | | 2 | 2 |
5 | Dasar Manajemen | 3 | | 3 |
6 | Komunikasi | 2 | | 2 |
| Sub Jumlah | | | 13 |
| Pilihan | | | |
6 | Analisis sinyal Biomedis | 2 | | |
7 | Instrumentasi Biomedis | 3 | | |
8 | Praktikum InstrumentasiBiomedis | | | |
9 | Sistem Cerdas | 2 | | |
10 | Robotika | 2 | 1 | |
11 | Analisis Biomaterial II | 2 | | |
12 | Nanomaterial | 2 | | |
13 | Kristalografi | 2 | | |
| Sub Jumlah | | | 8-10 |
| Jumlah Beban Studi Semester 1 | | | 21-23 |
Semester 7
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| Wajib | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Masyarakat | 3 | | 3 |
2 | Proposal Skripsi | 2 | | 2 |
3 | Keselamatan Kerja | 2 | | 2 |
4 | Bahasa Inggris II | 2 | | 2 |
| Sub Jumlah | | | 9 |
| Pilihan | | | |
5 | Sistem Pengaturan | 2 | | |
6 | Pemodelan Fisiologi | 2 | | |
7 | Pemrosesan Citra Biomedis | 2 | | |
8 | Pemrosesan Biomaterial | 2 | | |
9 | Pemodelan Material Implan | 2 | | |
| Sub Jumlah | | | 6-8 |
| Jumlah Beban Studi Semester 1 | | | 15-17 |
Semester 8
No. | Mata Ajaran | Beban Studi Pada Kegiatan (sks) | ||
| Wajib | Kuliah | Praktikum | Jumlah |
1 | Skripsi | 6 | | |
| Sub Jumlah | | | 6 |
| Pilihan | | | |
2 | Agama Islam II | 2 | | |
3 | Agama Kristen Protestan II | 2 | | |
4 | Agama Kristen Katolik II | 2 | | |
5 | Agama Buddha II | 2 | | |
6 | Agama Hindu II | 2 | | |
7 | Agama Kong Hu Cu II | 2 | | |
| Sub Jumlah | | | 2 |
| Jumlah Beban Studi Semester 1 | | | 8 |
| Jumlah Beban Studi Teknobiomedik | | | 144-160 |
Langganan:
Postingan (Atom)